Bila melihat foto Bubur Suro seperti di gambar ini (credit to:@Indrajied) selalu mengingatkan masa kecilku di suatu kota kecil di
Madura saat masih Sekolah Dasar, mengikuti orangtua/ayah yang bertugas di Kota
Garam tersebut.
Bubur
Suro ini menjadi salah satu unsur dalam tradisi perayaan malam 1 Suro yang dilakukan oleh masyarakat Jawa Timur sejak dari berabad-abad lalu, sehingga menjadi lambang atau ikon dari
perayaan tersebut. Menjadi semacam ‘tidak sah’ bila tidak ada sajian kuliner Bubur Suro ini.
Sajian bubur Suro dihadirkan menjelang 1 Suro penanggalan Jawa, memperingati dan menyambut tahun baru Islam yang akan datang. Biasanya para tetangga saling mengirim hantaran kuliner ini menjelang sore.
Ibuku juga
membuat bubur ini yang mereka sebut "tajin sorah" atau bila orang Jawa menyebutnya “jenang suro” untuk hantaran ke
tetangga sebagai bentuk silaturrahim. Yang aku ingat, kami saling mengirim
bubur yang disajikan dalam piring makan menggunakan alas daun pisang yang
dipotong bundar mengikuti ukuran piring.
Kemudian bubur suro Jawa Timur atau bubur suro Madura ini disajikan dengan topping yang menggugah selera seperti perkedel, sambal goreng teri kacang tempe kering, telur dadar diiris tipis memanjang, opor ayam dan tahu yang dipotong dadu kecil-kecil.
Sesuai selera pembuatnya, ada juga yang menambahkan taoge/kecambah kecil yang masih mentah, ada pula yang menambahkan kelapa diiris tipis-tipis halus untuk mendapatkan sensasi “krius-krius” saat dikunyah. Akan menjadi semakin menggiurkan bilai disertai garnish irisan cabe merah dan daun seledri.
Bubur
Suro terbuat dari beras, santan, dengan tambahan bumbu dan pelengkap seperti bawang
merah, bawang putih,garam, jahe, sereh, kemiri, ketumbar, sedikit jinten, daun
jeruk, daun salam, santan kental, sedikit kunyit (bila suka) untuk kuah
santannya .
Dari
bahan-bahan tersebut, bisa terbayang bagaimana nikmatnya rasa bubur ini, gurih
sedap dan sedikit pedas yang membuat ketagihan. Tidak akan cukup seporsi bila sudah sempat mencicipinya.

No comments:
Post a Comment